Ekonom Citi: Harga BBM Subsidi Harus Naik

Written By Unknown on Monday, September 24, 2012 | 2:00 AM

Jakarta - Harga BBM subsidi di Indonesia sudah terlalu murah dan menggerus anggaran infrastruktur. Padahal anggaran infrastruktur penting untuk menggenjot perekonomian.

Head of Indonesia Research and Strategy Citi Indonesia Ferry Wong mengatakan, kenaikan harga BBM subsidi dibutuhkan sehingga bisa menstimulus perekonomian.

"Harus ada kenaikan BBM karena positif untuk pasar Indonesia. Utilisasi untuk infrastruktur masih rendah," kata Ferry di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (24/9/2012).

Ferry menambahkan, kebutuhan infrastruktur Indonesia masih tinggi. Untuk itu penting mendorong terlaksananya pembangunan infrastruktur. Bahkan harus dipercepat, dengan cara penambahan anggaran infrastruktur.

"Fundamental ekonomi Indonesia bagus. Investasi asing langsung terus masuk. Terlebih cost of fund masih rendah. Dari hasil pembicaraan dengan beberapa korporasi, mereka masih menganggarkan capital expenditure. Masih terus ekspansi, karena business confidence tinggi," tuturnya.

"Indonesia sudah bergerak ke manufactur job creation. PE (price earning) Indonesia masih 13,6 kali, lebih mahal dari China yang 8-9 kali. Namun China, India sudah mengalami perlambatan ekonomi," ucapnya.

Menurut data pemerintah, 77% dari subsidi BBM yang nilainya ratusan triliun, justru dinikmati orang yang tak berhak, bahkan banyak diselundupkan.

Dalam nota keuangan RAPBN 2013, pemerintah menetapkan besaran subsidi BBM jenis tertentu, LPG tabung 3 kg dan LGV 2013 yang mencapai Rp 193,8 triliun. Sebanyak 46 juta KL BBM subsidi disiapkan pemerintah tahun depan. Jumlahnya bukan menurun malah naik dan menggerus anggaran pemerintah, padahal tidak tepat sasaran.

Anggaran subsidi BBM ini juga bisa dipastikan bakal naik dari anggaran awal, karena kondisinya seperti itu tiap tahun. Di tahun ini saja dari anggaran awal Rp 137,4 triliun, subsidi BBM bakal melonjak sampai Rp 216 triliun.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto pernah mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga seliter BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.

Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.

"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.

Sebelumnya, menurut laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.

Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.

Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.

"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka", kata Jero.

(wep/dnl)


Anda sedang membaca artikel tentang

Ekonom Citi: Harga BBM Subsidi Harus Naik

Dengan url

http://tackletheproblemofdandruff.blogspot.com/2012/09/ekonom-citi-harga-bbm-subsidi-harus-naik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ekonom Citi: Harga BBM Subsidi Harus Naik

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ekonom Citi: Harga BBM Subsidi Harus Naik

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger